Minggu, 27 Desember 2009

30 LUKISAN PALEMBANG AKAN DIPAMERKAN



Tavern--Sekelompok pelukis mencoba meramaikan jagat seni di Sumsel. Salah satunya dengan pameran lukisan seputar Kerajaan Sriwijaya dan keseharian Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Rencananya, pameran tersebut dilangsungkan pertengahan Desember mendatang di Hotel Djayakarta Daira.

“Sekitar 30 lukisan besar akan kita pamerkan di sana,” ungkap Djoesev Soetrisno, ketua panitia, usai bertemu Wagub H Eddy Yusuf SH MM, kemarin. Dikatakan lukisan besar karena memang ukurannya besar. Yang paling kecil berukuran 1 x 1 meter, sedang terbesar berukuran 2 x 4 meter.
Pameran lukisan bersama dari lima pelukis ini mencoba mengangkat tema
“A Journey to Palembang.”Di antara lukisan yang akan dipamerkan nantinya, lukisan SMB II sedang shalat, SMB II sedang mengatur strategi perang, sisi lain penangkapan SMB II, rakit api yang menggambarkan suasana perang Palembang. Bersamaan dengan itu, PHRI Sumsel akan me-launching tabloid View PHRI Sumsel yang berisi tentang budaya dan pariwisata Sumsel.
“Mudah-mudahan ini bisa memberikan kontribusi lebih bagi Sumsel ke depan,” ujar Ketua PHRI Sumsel, Iwan Setiawan.Di bulan April, akan ada Sumsel Moy. Saat itulah, seluruh insan seni akan bangkit. Sebelum menyambut itu, para pelukis akan turun ke daerah. Mengabadikan beragam demografi alam Sumsel yang indah di atas kanvas. “Hasilnya akan kita pamerkan secara besar-besaran,” jelas Arif.Wagub Sumsel, Eddy Yusuf menyambut baik rencana pameran lukisan bersama ini. Termasuk planning launching tabloid View PHRI Sumsel dan Sumsel Moy April mendatang. Dikatakannya, salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu para seniman lukis ini eksis adalah dengan mendirikan pasar seni.
“Mungkin cocok di kawasan BKB, tapi harus relokasi dulu. Nah, ini yang akan sulit,” cetusnya. Kenapa BKB cocok? Karena, performance tempo doeloe, biasanya di kawasan keraton ada alun-alun dan masjid. “Nah, BKB dekat dengan Masjid Agung Palembang. Feeling saya cocok jadi kawasan pasar seni,” ungkap Eddy.Terkait pemikiran merelokasi kawasan BKB, dinilainya bisa dilakukan walaupun sulit. Tinggal lagi perlunya koordinasi yang baik antara Pemkot Palembang, Pemprov Sumsel dan jajaran Kodam II/Swj yang menguasai aset tersebut. Jika BKB direlokasi, harus dipikirkan ke mana warga di sana akan dipindahkan. “Untuk biaya belum tahu, belum ada inventarisasi. Bahkan, belum ada pembicaraan lagi dengan Kodam,” tukasnya.**